Isabel Deans, seorang tawanan, mendapati dirinya terikat dan tunduk kepada tuannya, Dean yang dominan. Adegan ini terungkap dalam paparan kesakitan dan penghinaan yang mengerikan, ketika Isabel tertakluk kepada benjolan yang tidak henti-henti dari pukulan. Setiap tamparan melalui garaj, memperkuat intensiti permainan yang terbalik. Tubuhnya adalah kanvas penderitaan dan penghinaannya, masing-masing meninggalkan kesan yang tidak terhingga kepada penguasaan mereka, hanya sebagai dominasi dunia yang tersisa, di mana setiap detik adalah dominasi yang tersisih, dan hanya merupakan dominasi mereka sendiri.