Dalam dunia yang selalu suram, Elyns hanya terdiam dalam kenikmatan diri.Bentuknya yang lentur dan tak berbulu menjadi kanvasnya, saat ia pasrah pada irama hasratnya sendiri.Acara outdoor yang hebat berfungsi sebagai panggungnya, angin sejuk membelai kulitnya, mempertinggi indranya.Jari-jarinya menari di atas payudara mungilnya yang pert, setiap sentuhan mengirimkan gelombang kenikmatan yang mengalir melalui pembuluh darahnya.Klimaksnya adalah simfoni erangan dan napas terengah-engah, berpuncak dalam pelepasan yang membara yang membuatnya kehabisan tenaga dan puas.Tapi Elyns sangat menginginkan kepuasan, memenuhi batas-batasnya.Dia akhirnya menyerah untuk mengisi kemewahnya, memancarkan cairan pelumas yang dalam, membuat sensasi yang tak terpuaskan, dia menyemprotkan setiap kali ke dalam dirinya.